Selasa, 03 Agustus 2010

DI LWPAS SWCARA ADAT ZULKIFLI DI BUNGO

Jambi, Setelah melaksanakan tugas memimpin pemerintahan Provinsi Jambi selama dua periode sepuluh tahun), sudah hampir tiba waktunya Gubernur Jambi, H. Zulkifli Nurdin untuk meletakkan jabatannya, yang direncanakan akan dilaksanakan pada 3 Agustus 2010. Berkaitan dengan itu, gubernur Jambi dilepas secara adat oleh bupati Muara Bungo, tokoh agama, tokoh adat Melayu, tokoh masyarakat, dan masyarakat Kabupaten Muara Bungo pada Kamis (29/7).

Sesampai di rumah dinas bupati Muara Bungo, Gubernur Jambi, H. Zulkifli Nurdin dan istri, Ratu Munawwaroh, yang didampingi rombongan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi disambut oleh Bupati Muaro Bungo, H. Zulfikar Achmad dan istri, Hj. Netti Herlina, didampingi jajaran Pemerintah Kabupaten Muara Bungo, tokoh adat, dan tokoh masyarakat Kabupaten Muaro Bungo. Gubernur dan istri diarak dengan menggunakan mobil yang dihiasi dengan asesoris kebudayaan Melayu dari rumah dinas Kabupaten Muaro Bungo menuju rumah adat Melayu Kabupaten Muara Bungo.

Gubernur Jambi, H. Zulkifli Nurdin dan istri, Ratu Munawwaroh sangat antusias dan apresiatif mengikuti acara yang diselenggarakan di halaman rumah adat Melayu Kabupaten Muara Bungo tersebut.

Dalam sambutannya, gubernur menyatakan terimakasih dan rasa hormat kepada bupati Muara Bungo dan seluruh jajarannya, tokoh agama,  tokoh adat, tokoh masyarakat, dan semua masyarakat Kabupaten Bungo dengan adanya acara tersebut, yang mana menurut gubernur acara ini terselenggara karena ketulusan dan kebesaran hati segenap masyarakat di kabupaten Muara Bungo, Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun.

Lebih spesifik lagi, gubernur menyampaikan terimakasih kepada Bupati Muaro Bungo, H. Zulfikar Achmad yang telah menunjukkan jiwa besar, yaitu meskipun pada Pemilu Kada Provinsi Jambi yang telah diselenggarakan pada 19 Juni 2010 yang lalu berbeda partai dengan gubernur, namun berusaha memelihara persaudaraaan yang baik.

Gubernur menegaskan dan menghimbau persaudaraan ini hedaknya menjadi teladan bagi seluruh masyarakat Provinsi Jambi, bahwa apa pun alasannya, hubungan persaudaraan yang baik jangan sampai putus.

Gubernur juga mengharapkan agar gubernur Jambi berikutnya dapat melanjutkan program ekonomi kerakyatan yang selama ini diupayakannya, yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Jambi, serta agar masyarakat mendukung pemerintah dalam menjalankan program pemerintahan.

Gubernur menuturkan bahwa acara pelepasan secara adat ini jika dilihat sekilas hanyalah acara biasa, namun kalau ditanggapi dari sanubari, acara ini mempunyai makna yang luar biasa, yakni persaudaraan yang sangat berharga, modal yang sangat penting dalam membangun dan memajukan Provinsi Jambi. Gubernur berpesan agar persaudaraan yang indah sebagai makna acara ini jangan sampai hilang, yang menurutnya termasuk momen penting dalam untaian pengalaman kehidupannya dan keluarga.

Pesan akan pentingnya jalinan persaudaraan yang baik ini juga dikemukakan gubernur kepada wartawan dalam sesi wawancara dengan beberapa wartawan.

Pada bagian akhir sambutannya, gubernur mohon maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Muara Bungo dan masyarakat Provinsi Jambi atas segala kesalahan dan kekurangan selama sepuluh tahun memimpin Jambi, sebab gubernur yakin banyak harapan rakyat kepada gubernur yang belum bisa tercapai karena kemampuan gubernur yang terbatas.

Bupati Muara Bungo, H. Zulfikar Achmad dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada gubernur dan istri atas pengabdiannya kepada Provinsi Jambi yang telah mempercepat laju pembangunan di Provinsi Jambi. Tujuan untuk mempertahankan ikatan persaudaraan dengan baik atas dedikasi gubernur  menjadi dasar dilaksanakannya acara tersebut.

Bupati Muara Bungo ini juga menyatakan bahwa masyarakat Kabupaten Muara Bungo sangat antusias dengan adanya acara ini, yang mana acara tersebut diikuti 3.000 undangan, namun sebenarnya masih banyak lagi masyarakat dari seluruh penjuru Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun yang ingin mengikuti acara ini, namun dengan berbagai keterbatasan, jumlah undangan dibatasi menjadi 3.000 orang saja.

Bupati yang mengaku memiliki hubungan yang sangat baik dengan gubernur Jambi ini, menyerukan bahwa Zulkifli Nurdin boleh meninggalkan jabatan gubernur Jambi, tetapi jangan sampai meninggalkan persaudaraan yang telah terjalin baik dengan masyarakat Provinsi Jambi.

H. Zulfikar Achmad mengharapkan, meskipun nanti H. Zulkifli Nurdin tidak menjabat sebagai gubernur Jambi lagi, tetapi kiranya tetap bersedia memberikan ide-ide konsruktif untuk membagun dan memajukan Provinsi Jambi sembari berharap agar gubernur Jambi berikutnya bisa meneruskan dengan baik apa yang telah dilakukan Zulkifli Nurdin.

Sementara itu, Sambutan Anak Negeri yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Adat Melayu Kabupaten Muara Bungo, H. Mahmud, mengucapkan terimakasih kepada gubernur Jambi, H. Zulkifli Nurdin (Sri Paduko Putro Mangkunegoro) atas usahanya dalam melestarikan adat Melayu Jambi.
Pada acara tersebut, gubernur dan istri diberikan penghargaan adat secara simbolik dari tokoh Lembaga Adat Melayu Kabupaten Muara Bungo, berupa satu kepala kerbau, yang kemudian diikuti dengan pemberian cinderamata dan piagam penghargaan dari Bupati Muara Bungo dan istri. (Mustar/fotografer : A. Somad).  
Sumber : Biro Humas dan Protokol
Jambi, Setelah melaksanakan tugas memimpin pemerintahan Provinsi Jambi selama dua periode sepuluh tahun), sudah hampir tiba waktunya Gubernur Jambi, H. Zulkifli Nurdin untuk meletakkan jabatannya, yang direncanakan akan dilaksanakan pada 3 Agustus 2010. Berkaitan dengan itu, gubernur Jambi dilepas secara adat oleh bupati Muara Bungo, tokoh agama, tokoh adat Melayu, tokoh masyarakat, dan masyarakat Kabupaten Muara Bungo pada Kamis (29/7).

Sesampai di rumah dinas bupati Muara Bungo, Gubernur Jambi, H. Zulkifli Nurdin dan istri, Ratu Munawwaroh, yang didampingi rombongan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi disambut oleh Bupati Muaro Bungo, H. Zulfikar Achmad dan istri, Hj. Netti Herlina, didampingi jajaran Pemerintah Kabupaten Muara Bungo, tokoh adat, dan tokoh masyarakat Kabupaten Muaro Bungo. Gubernur dan istri diarak dengan menggunakan mobil yang dihiasi dengan asesoris kebudayaan Melayu dari rumah dinas Kabupaten Muaro Bungo menuju rumah adat Melayu Kabupaten Muara Bungo.

Gubernur Jambi, H. Zulkifli Nurdin dan istri, Ratu Munawwaroh sangat antusias dan apresiatif mengikuti acara yang diselenggarakan di halaman rumah adat Melayu Kabupaten Muara Bungo tersebut.

Dalam sambutannya, gubernur menyatakan terimakasih dan rasa hormat kepada bupati Muara Bungo dan seluruh jajarannya, tokoh agama,  tokoh adat, tokoh masyarakat, dan semua masyarakat Kabupaten Bungo dengan adanya acara tersebut, yang mana menurut gubernur acara ini terselenggara karena ketulusan dan kebesaran hati segenap masyarakat di kabupaten Muara Bungo, Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun.

Lebih spesifik lagi, gubernur menyampaikan terimakasih kepada Bupati Muaro Bungo, H. Zulfikar Achmad yang telah menunjukkan jiwa besar, yaitu meskipun pada Pemilu Kada Provinsi Jambi yang telah diselenggarakan pada 19 Juni 2010 yang lalu berbeda partai dengan gubernur, namun berusaha memelihara persaudaraaan yang baik.

Gubernur menegaskan dan menghimbau persaudaraan ini hedaknya menjadi teladan bagi seluruh masyarakat Provinsi Jambi, bahwa apa pun alasannya, hubungan persaudaraan yang baik jangan sampai putus.

Gubernur juga mengharapkan agar gubernur Jambi berikutnya dapat melanjutkan program ekonomi kerakyatan yang selama ini diupayakannya, yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Jambi, serta agar masyarakat mendukung pemerintah dalam menjalankan program pemerintahan.

Gubernur menuturkan bahwa acara pelepasan secara adat ini jika dilihat sekilas hanyalah acara biasa, namun kalau ditanggapi dari sanubari, acara ini mempunyai makna yang luar biasa, yakni persaudaraan yang sangat berharga, modal yang sangat penting dalam membangun dan memajukan Provinsi Jambi. Gubernur berpesan agar persaudaraan yang indah sebagai makna acara ini jangan sampai hilang, yang menurutnya termasuk momen penting dalam untaian pengalaman kehidupannya dan keluarga.

Pesan akan pentingnya jalinan persaudaraan yang baik ini juga dikemukakan gubernur kepada wartawan dalam sesi wawancara dengan beberapa wartawan.

Pada bagian akhir sambutannya, gubernur mohon maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Muara Bungo dan masyarakat Provinsi Jambi atas segala kesalahan dan kekurangan selama sepuluh tahun memimpin Jambi, sebab gubernur yakin banyak harapan rakyat kepada gubernur yang belum bisa tercapai karena kemampuan gubernur yang terbatas.

Bupati Muara Bungo, H. Zulfikar Achmad dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada gubernur dan istri atas pengabdiannya kepada Provinsi Jambi yang telah mempercepat laju pembangunan di Provinsi Jambi. Tujuan untuk mempertahankan ikatan persaudaraan dengan baik atas dedikasi gubernur  menjadi dasar dilaksanakannya acara tersebut.

Bupati Muara Bungo ini juga menyatakan bahwa masyarakat Kabupaten Muara Bungo sangat antusias dengan adanya acara ini, yang mana acara tersebut diikuti 3.000 undangan, namun sebenarnya masih banyak lagi masyarakat dari seluruh penjuru Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun yang ingin mengikuti acara ini, namun dengan berbagai keterbatasan, jumlah undangan dibatasi menjadi 3.000 orang saja.

Bupati yang mengaku memiliki hubungan yang sangat baik dengan gubernur Jambi ini, menyerukan bahwa Zulkifli Nurdin boleh meninggalkan jabatan gubernur Jambi, tetapi jangan sampai meninggalkan persaudaraan yang telah terjalin baik dengan masyarakat Provinsi Jambi.

H. Zulfikar Achmad mengharapkan, meskipun nanti H. Zulkifli Nurdin tidak menjabat sebagai gubernur Jambi lagi, tetapi kiranya tetap bersedia memberikan ide-ide konsruktif untuk membagun dan memajukan Provinsi Jambi sembari berharap agar gubernur Jambi berikutnya bisa meneruskan dengan baik apa yang telah dilakukan Zulkifli Nurdin.

Sementara itu, Sambutan Anak Negeri yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Adat Melayu Kabupaten Muara Bungo, H. Mahmud, mengucapkan terimakasih kepada gubernur Jambi, H. Zulkifli Nurdin (Sri Paduko Putro Mangkunegoro) atas usahanya dalam melestarikan adat Melayu Jambi.
Pada acara tersebut, gubernur dan istri diberikan penghargaan adat secara simbolik dari tokoh Lembaga Adat Melayu Kabupaten Muara Bungo, berupa satu kepala kerbau, yang kemudian diikuti dengan pemberian cinderamata dan piagam penghargaan dari Bupati Muara Bungo dan istri. (Mustar/fotografer : A. Somad).  
Sumber : Biro Humas dan Protokol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar